deskripsi gambar
News Update :

KASUS KERUSUHAN SUNI-SYIAH SAMPANG (Sebab, Aktor, dan Pola Kerusuhan)

Senin, 07 Oktober 2013

KASUS KERUSUHAN SUNI-SYIAH SAMPANG
(Sebab, Aktor, dan Pola Kerusuhan)[1]

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara Pancasila yang mengedepankan sifat toleransi, prinsip persaudaraan sesama agama (ukhuwwah Islamiyah), persaudaraan kebangsaaan (ukhuwwah wathaniyyah) dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyah). Dalam agama Islam, sebagaimana agama yang lainnya, memiliki sejumlah aspek pokok ajaran/doktrin; para penganutnya punya pendekatan dalam memahami pokok ajarannya (doktrin). Pendekatan ini memunculkan perbedaan. Hal itu tentu wajar karena agama hidup dalam ruang sejarah, interpretasi, dinamika keyakinan, dan pengalaman keagamaan, serta cara berpikir. Namun, perbedaan itu bukan tanpa dasar yang autentik dari sudut doktrin. Orientasi kepada yang autentik itu dibangun sebagai sikap dasar dalam menetapkan kebenaran setiap ajaran. oleh karena itu, perbedaan yang autentik ini harus terus diletakkan sebagai sebuah kerangka dasar dalam pengkajian ilmiah agar pengertian, konsepsi pokok, dan relevansi ajaran dapat dilihat sebagai dimensi transenden yang dengannya setiap orang memandang proses pemahaman sebagai sebuah perjalanan eksistensial bertemu dengan kebenaran (Al Haqq/Tuhan). Dalam Islam, dikenal beberapa mazhab/pendekatan yang mungkin banyak memunculkan kontroversi, yaitu Islam Syiah vis a vis Islam Sunni.[2]
Terkait dengan hal tersebut kasus pembakaran rumah dan pengusiran warga Syiah di Sampang, Madura, yang terjadi pada 29 Desem­ber 2011 dan 26 Agustus 2012, membelakkan mata banyak orang. Peristiwa itu begitu mengejut­kan, karena selama ini di berbagai me­dia massa diceritakan, bahwa ulama dan warga Sampang yang mayoritas­nya NU adalah orang-orang Muslim moderat, tidak radikal, anti-kekerasan, dan sebagainya. Gambaran itu tidak keliru. Sebab, memang warga NU atau kaum Muslim yang mayoritasnya ada­lah pengikut Ahlu Sunnah wal-Jamaah, memang cinta perdamaian. Ahlu Sun­nah wal-Jamaah adalah ajaran yang tidak berlebihan dalam agama (ghu­luw).[3]
Konflik Sunni-Syiah adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi, seandainya semua pihak memahami dengan baik sejarah masuknya Islam di Indonesia.  Sejarah Syi‘ah di Indonesia sebetulnya adalah sejarah Islam Indonesia itu sendiri. Sejak awal, Islam yang masuk ke Indonesia terdiri dari berbagai mazhab, termasuk Syi‘ah[4]. Terkait dengan hal tersebut dalam makalah ini membahas kasus kerusuhan Suni-Syiah di Sampang dengan memfokuskan bahasan pada sebab kasus ini terjadi, actor-aktor dibalik kerusuhan, dan pola kerusuhan, serta diakhiri dengan sebuah analisis (kendala penanganan konflik dan solusi).




[1]Makalah disampaikan pada Mata Kuliah : Manajemen Konflik.
[2] A. M.Safwan, “Syiah, lslam dan Ke-Indonesiaan”, Makalah, Diskusi Publik Agama, Kekerasan dan Politik penodaan: Membedah Kasus Sunni-syi,ah di Sampang, Gedung UC UGM Yogyakarta, kerjasama CRCS, PSKP, IIS, FD UIN Suka,  Kamis, 27 september 2012, hlm. 1
[3]Adian Husaini, “Belajar dari Kasus Sampang”, dalam, Tabloid Cendekia, Hijrah Moral untuk Kebangkitan Bangsa, edisi, 01 Januari-Februari 2012, hlm. 17-18
[4] Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII: Melacak Akar-akar Pembaharuan Pemikiran Islam di Indonesia (Bandung: Mizan, 1994).
Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 

© Copyright Ceiist 2012 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Modified by Haris Media .